Setelah menonton atau mencoba sendiri paralayang di Gunung Banyak, Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, jangan
buru-buru turun. Luangkan waktu sebentar untuk mencoba sensasi Omah Kayu. Destinasi
ini unik. Pengunjung bisa menginap atau sekadar bersantai di rumah dan ambalan
yang terbuat dari kayu. Ini bukan rumah atau ambalan biasa karena berada di
batang-batang pohon pinus. Dengan view
pegunungan, sawah, kebun, dan pemukinan dari ketinggian, tak sedikit pengunjung
yang lupa waktu.
Semakin banyak tempat yang saya datangi, semakin saya
menyadari betapa berharganya kebersamaan dengan seseorang yang punya ruang
istimewa dalam hati. Tak bisa dipungkiri bahwa yang terpenting bukan hanya
tentang di mana, melainkan juga bersama siapa kita menghabiskan waktu. Ada rasa
yang menguap hilang ketika detik-detik bergulir tanpa dia di sisi. Keindahan
alam yang tersaji pun seolah tak jenak dinikmati sendiri. Ingin rasanya selalu
berbagi pesona itu dengannya. Dia adalah pendamping hidup saya.
Manusia memang tak pernah puas. Ditakdirkan mampu berjalan
saja tak cukup bagi makhluk Tuhan yang dikaruniai paket lengkap akal dan nafsu
ini. Manusia ingin bisa berenang seperti angsa, menyelam seperti ikan, dan
terbang seperti burung. Dengan akalnya, manusia pun berusaha memenuhi nafsunya.
Beragam alat dan cara ditemukan untuk berenang, menyelam, dan terbang. Salah
satu penemuan manusia untuk terbang adalah paralayang. Jika ingin mencoba,
datang saja ke Gunung Banyak di kawasan Kota Batu.
Salah satu daerah bersuhu dingin di Jawa Timur adalah Kota
Batu. Tak pernah bosan rasanya menjelajahi kota yang dulu menjadi bagian dari
Kabupaten Malang ini. Akhir tahun lalu, saya sengaja mendatangi sejumlah
destinasi di Batu. Taman Labirin Coban Rondo mengawali tulisan saya tentang
Batu. Dengan perlengkapan traveling koleksi Eiger di Zalora, jalan-jalan terasa
lebih nyaman.